Jumat, 04 Juni 2010

2 Indikator Perbaikan Sistem Perbankan

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatatkan dua indikator utama yang menjadi pendongkrak perbaikan sistem perbankan saat ini, yakni perkembangan nilai tukar rupiah yang semakin menguat saja di kisaran Rp9.000 per USD, serta perkembangan harga Surat Utang Negara (SUN) yang terus naik."Jadi melihat kondisi perbankan yang semakin mengalami perbaikan, stabilitas sistemik semakin terkendali, risiko pasar juga semakin terkendali. Ada dua indikator yang menjadi pendorong," ujar Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Halim Alamsyah, dalam konferensi persnya, di Gedung BI, Jakarta, Selasa (20/4/2010).Terbukti pada pekan lalu saja, periode per 13 April 2010, terjadi peningkatan nilai aset rupiah mencapai Rp13,2 triliun dengan kurs di kisaran Rp9.000 per USD maka terkumpul dana segar sebesar USD1,5 miliar."Nilai sebesar USD1,5 miliar tersebut melalui aset-aset rupiah, baik dari SBI, SUN, rupiah, dan kondisi neraca yang menguat. Harga SUN saja naik hingga 40 basis poin, jadi risiko perbankan stabil," ungkapnya.Selain itu, risiko likuiditas perbankan hingga 13 April 2010 malah mengalami penurunan akibat setoran pajak melalui bank. "Penerimaan setoran pajak yang cukup besar hingga akhir Maret lalu (karena berakhir 31 Maret), sehingga likuditas di perbankan menjadi berkurang," katanya.Sementara itu, pada suku bunga bank tercatat mengalami kestabilan. "Saat ini, malah cenderung stabil dikisaran enam persen. Sistem perbankan kita sangat likuid," katanya.Hal ini menjawab pemberitaan yang selalu memojokkan kondisi perbankan kita kesulitan likuditas. "Secara umum, perbankan tidak ada kesulitas likuditas, dan sekarang tetap terkendali," pungkasnya

sumber : okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar