Senin, 27 Juni 2011

KEBIJAKAN FISKAL DISKRESIONER

Kebijakan fiskal yang terutama akan digunakan pemerintah untuk mengatasi
masalah-masalah ekonomi yang sedang dihadapi dinamakan kebijakan fiskal
diskresioner.
Pada hakikatnya kebijakan fiskal diskresioner dapat dibedakan di dalam tiga bentuk,
yaitu:1. membuat perubahan ke atas pengeluaran pemerintah

2. membuat perubahan ke atas sistem pemungutan pajak 3. secara serentak membuat perubahan dalam pengeluaran pemerintah dan sistem pemungutan pajak. Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat memilih salah satu dari beberapaperubahan berikut:
• menaikkan pengeluarannya tetapi tidka membuat perubahan apa-apa ke atas pajak yang dipungutnya • mempertahankan tingkat pengeluarannya tetapi menurunkan pajak yang dipungutnya • di satu pihak menaikkan pengeluarannya dan di lain pihak menurunkan pajak yang dipungutnya • pengeluarannya dan pemungutan pajaknya dinaikkan.

sumber :www.goggle.com

Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor

Yang diartikan dengan perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang
terdiri dari sektor-sektor berikut: rumahtangga, perusahaan, dan pemerintah.
Dalam perekonomian tiga sektor kegiatan perdagangan luar negri masih
diabaikan.disebabkan oleh ketiadaan perdagangan luar negri maka perekonomian tiga
sektor dinamakan juga perekonomian tertutup.


sumber : www.google.com

Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sector

Yang dimaksud dengan perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang
terdiri dari sektor rumahtangga dan perusahaan.
Pandangan Keynes yang berpendapat tingkat konsumsi dan tabungan terutama ditentukan
oleh tingkat pendapatan rumahtangga.
Dibawah ini diterangkan beberapa factor lain yang mempengaruhi tingkat konsumsi dan
tabungan rumahtangga

1. kekayaan yang telah terkumpul 2. tingkat bunga
3. sikap berhemat
4. keadaan perekonomian
5. distribusi pendapatan
6. tersedia tidaknya dana pensiunan yang mencukupi

Sumber : www.google.com

Konsumsi dan investasi

Makin besar pendapatan mereka maka makin besar pula pengeluaran konsumsi
mereka. Oleh Keynes perbandingan diantara pengeluaran konsumsi pada suatu tingkat
pendapatan tertentu dengan pendapatan itu sendiri dinamakan kecondongan
mengkonsumsi.
Apabila di dalam suatu perekonomian kecondongan mengkonsumsi rendah, maka
keadaan itu akan menyebabkan jurang antara produksi nasional pada penggunaan tenaga
kerja penuh dengan pengeluaran konsumsi menjadi bertambah lebar.

Penanaman modal oleh para pengusaha terutama ditentukan oleh dua factor, yaitu
efisiensi marginal modal dan tingkat bunga.
Keynes mmpunyai pendapat sangta berbeda dengan ahli-ahli ekonomi klasik mengenai
factor-faktor yang menentukan tingkat bunga . menurut pandangan Keynes tingkat bunga
tergantung kepada dua factor, yaitu:
• Jumlah penawaran uang: uang yang ada dalam perekonomian dan dapat digunakan oleh masyarakat untuk membeli barabg dan jasa, • Jumlah permintaan uang: sifat keinginan masyarakat untuk memperoleh uang untuk digunakan dalam transaksi. Dalam analisis makro ekonomi yang berwujud sekarang, pengeluaran agregat dalam perekonomian meliputi pula pengeluaran pemerintah dan ekspor.

Sumber :WWW.Google.com

Konsep Dasar Pendapatan Devisa Nasional

Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga umum, dan posisi neraca pembayaran suatu negara.

Pendapatan nasional dapat didefnisikan sebagai:
• Nilai barang dan jasa yang diproduksi masyarakat suatu negara dalam satu periode tertentu (satu tahun).
• Jumlah pengeluaran nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan.
• Jumlah pendapatan yang diterima faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Jika dilihat dari jumlah barang dan jasa yang dihasilkan, pendapatan nasional dapat dikelompokkan menjadi:

1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) yaitu nilai barang dan jasa yang diproduksi masyarakat suatu negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. GDP dihitung dengan menjumlahkan semua basil produksi barang dan jasa dari masyarakat yang tinggal di suatu negara, ditambah warga negara asing yang bekerja di negara tersebut. Selain PDB, kita mengenal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh masyarakat yang tinggal di suatu daerah (region).

2. Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) yaitu seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara suatu negara tertentu di manapun berada dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. PNB dapat dirumuskan sebagai berikut.

PNB = PUB – PFPN

Pendapatan Faktor Produksi Neto (PFPN) merupakan selisih antara pendapatan atau produk yang dihasilkan oleh masyarakat yang berada di luar negeri (FPLN) dan pendapatan atau produk yang dihasilkan oleh masyarakat asing di dalam negeri (FPDN). Umumnya, PFPN negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia bernilai negatif. Artinya, impor faktor produksi lebih besar dari pada ekspor faktor produksi. Oleh karena itu, di negara sedang berkembang nilai PNB lebih kecil dari pada nilai PDB.

3. Produk Nasional Neto (Net National Product)
Produk Nasional Neto (PNN) yaitu seluruh nilai produksi barang barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara dalam periode tertentu biasanya sat tahun, setelah dikurangi penyusutan dan barang pengganti modal. PNN dapat dirumuskan sebagai berikut.

PNN = PNB — (Penyusutan + Barang pengganti modal)

Produk GNP menyebabkan barang modal yang ada menjadi habis, misalnya mesin menjadi habis karena digunakan. Jika sumber daya ini tidak digunakan untuk menggantikan barang modal yang ada, GNP tidak mungkin dipertahankan pada periode yang berlaku.

Pustaka: Ekonomi & Akuntansi: Mengasah Kemampuan Ekonomi Oleh Bambang Wijayanta & Aristanti Widyaningsih

Neraca pembayaran

Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.

Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.

1.Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
2.Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.

Sumber : Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Neraca pembayaran

Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.

Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.

1.Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
2.Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.

Sumber : Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas